UtamaSosialBudayaHumaniora

Selamat Datang... Anda sekarang berada di bagian Budaya pada Fajar Maverick blog

Kamis, 21 Agustus 2008

Rekonstruksi Majapahit





Situs Umpak-Umpak panjang yang berada di sebelah selatan Candi Kedaton atau situs Sumur Upas tetap seperti biasanya. Tidak ada aktivitas yang mencolok, misalnya orang yang mengukur pondasi-pondasi yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan panjang di atas situs ini. Beberapa warga sekitar lokasi bahkan tidak banyak yang tahu bahwa rekontruksi di situs ini kian dekat.

Lantas, apakah tidak ada pengukuran? Koordinator Gotrah Wilwatikta Anam Anis pada tanggal 28 Desember lalu menjelaskan, pihak Yayasan Peduli Majapahit telah melakukan serangkaian penelusuran di lokasi dengan mengajak tim ahli dari berbagai bidang. Terutama dari tim arkeologi dan ikatan arsitek Indonesia untuk mendesain ulang situs ini berdasarkan artefak yang masih tersisa. Yakni umpak-umpak panjang. Bahkan kabarnya desainnya sendiri sudah jadi, tinggal kapan untuk merealisasi kan saja.

Ternyata, tidak hanya upaya fisik yang dilakukan Yayasan Peduli Indonesia pimpinan Luluk Sumiarso yang juga menjabat sebagai Dirjen Migas. Anis menjelaskan saat ini, belasan paranormal juga mengajukan diri untuk bergabung dengan Gotrah Wilwatikta. Mereka sangat antusias untuk mengikuti perkembangan terkini tentang rekontruksi Majapahit.

Bahkan, baru-baru ini sebanyak 15 paranormal yang peduli dengan Majapahit melakukan lelaku untuk membantu secara metafisik langkah yang ditempuh Yayasan Peduli Majapahit dan Gotrah Wilwatikta ini, mereka melekan di Kolam Segaran.

Hasilnya? Mereka melakukan mediasi dan melakukan wawancara imaginer dengan Gajah Mada. Sebab, bagaimana pun juga kebesaran Majapahit tidak akan pernah lepas dari nama besar Mahapatih Gajah Mada yang mendampingi Raja Hayam Wuruk ini. Bahkan, kerap nama-nama Raja Majapahit tenggelam dan orang lebih mengenal sosok mahapatih yang bisa mempersatukan wilayah nusantara ini.

“Dari dialog imaginer tersebut, paranormal mendapatkan gambaran sosok Gajah Mada. Pada kesempatan tersebut, Gajah Mada juga menggambarkan sosok dirinya dalam untaian kata-kata bersyair. “Siapakah aku? Orang ada yang mengenalku bernama Gajah dari Desa Mada. Ada pula yang menilaiku berasal dari Bali. Tentang asal usulku, siapa orang tuaku biarlah itu tersimpan rapat-rapat di hatiku,” ujar Anis membacakan sebagian hasil dialog tersebut.

Selain tentang asal usul yang tidak terungkap, Gajah Mada juga mengisahkan tentang kematiannya. Yakni, itu terjadi pada saat Raja Hayam Wuruk melakukan perjalanan ke Blitar. Saat itu ia tinggal di istana sendirian. Dada kirinya tiba-tiba sakit, dan ia merasa sudah mendekati ajal. Namun, dalam perbincangan itu pula dikatakan bahwa jasad Gajah Mada tidak berwujud sebagaimana jasad mereka yang sudah meninggal. Sebab, untuk melepaskan nyawa dari badannya tersebut, Gajah Mada tidak mudah. Maka ia pun membentuk pusaran angin yang berembus kencang dan berputar. “Untuk melepaskannya badanku berputar membentuk angin kencang. Ketika angin tersebut hilang, maka sirnalah pula ragaku,” ujar Anis melanjutkan hasil wawancara imaginer belasan paranormal tersebut.

Tidak ada komentar: