UtamaSosialBudayaHumaniora

Selamat Datang... Anda sekarang berada di bagian Budaya pada Fajar Maverick blog

Kamis, 21 Agustus 2008

Wisata Surabaya Harus Utamakan Gedung Tua




Pariwisata Surabaya jangan hanya diarahkan pada wisata sungai atau pembangunan monumen-monumen sejarah, namun harus lebih fokus pada pemeliharaan gedung-gedung tua yang banyak telantar. Dimana sebagian besar wisatawan mancanegara, terutama dari Eropa paling menyukai arsitek gedung-gedung tua berikut sejarahnya. Tidak ada wisman yang mau mengeluarkan banyak uang datang ke Surabaya, hanya disuguhi petlot raksasa (Tugu Pahlawan)

Surabaya sebagai salah satu kota bisnis terbesar di Asia Tenggara, mempunyai potensi pariwisata yang luar biasa besar. Terutama jika Surabaya mempunyai pelabuhan yang telah ada sejak zaman dahulu, yang sudah pasti memiliki bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur klasik. Kalau saja pemkot Surabaya bisa menangkap itu, kedatangan turis tidak akan bisa dibendung lagi.

Wisata sungai yang berulang kali didengungkan Pemerintah Kota Surabaya telah menghabiskan biaya yang luar biasa besar, akan tetapi kurang didukung kesadaran dari seluruh warga kota. Pemerintah Kota tidak bisa berjalan sendiri, sementara warga kota tidak mendukung. Jadi untuk mewujudkannya perlu waktu yang cukup lama, sedangkan kedatangan turis mancanegara tidak bisa ditunda lagi.

Habiskan dana

Monumen-monumen bersejarah yang banyak dibangun oleh Pemerintah Kota, hanya menghabiskan dana pemerintah saja. Sementara monumen-monumen itu tidak cukup kuat untuk menarik minat wisatawan. Berbeda halnya jika pemerintah membangun monumen-monumen itu, diikuti dengan pemeliharaan gedung-gedung tua. Hal tersebut akan menjadi wisata sejarah yang terintegrasi, saling mengisi. Apalagi bila pemerintah menghidupkan kembali trem yang pernah ada. Tidak perlu panjang cukup tiga gerbong, dan tidak usah operasional. Jadikan trem itu sebagai restoran makanan Indonesia, maka daya tarik wisatanya akan luar biasa sekali.

Dalam pemeliharaan gedung-gedung tua tersebut, sebenarnya pemerintah bisa mengajak swasta untuk melakukannya. Seperti halnya mengajak untuk tidak membangun gedung baru yang tinggi, tetapi menempati gedung-gedung tua itu. Dengan hal tersebut semua diuntungkan, pihak swasta tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk membangun gedung baru, sementara bagi pemkot Surabaya gedung-gedung tua jadi terawat.

Pembangunan gedung-gedung baru di daerah kota tua, seperti Kembangjepun, Jembatan Merah, Jalan Semut, dan sekitarnya sangat mengganggu nilai artistik dari daerah tersebut. Banyak turis yang kecewa karena Jembatan Merah yang sangat terkenal itu, tidak didukung oleh suasana kuno di sekitarnya. Banyak gedung baru di sekitar sana, sehingga merusak pemandangan,sedangkan gedung-gedung tua yang bias dijadikan ikon kondisinya cukup mengenaskan, tidak terawatt bahkan telah hilang…(Mav)

Tidak ada komentar: